Rasio operating profit margin (OPM) merupakan metrik penting yang mengukur profitabilitas operasi perusahaan. OPM menunjukkan persentase laba yang dihasilkan perusahaan dari aktivitas operasinya sebelum memperhitungkan beban bunga dan pajak. Pada artikel ini akan dijelaskan manfaat perhitungan OPM beserta cara menghitungnya.
Manfaat Rasio Operating Profit Margin
Berikut ini beberapa manfaat mengetahui nilai OPM bagi perusahaan:
1. Menilai Kesehatan Keuangan Perusahaan
OPM dapat digunakan untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan. Nilai OPM yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang substansial dari aktivitas operasinya, serta efisiensi dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber daya dan menghasilkan produk atau jasa yang bernilai bagi pelanggan.
2. Membandingkan Kinerja dengan Pesaing
OPM menjadi tolok ukur penting untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan para pesaing dalam industri yang sama. Dengan mengetahui OPM pesaing, perusahaan dapat mengidentifikasi keunggulan dan kelemahannya dalam hal profitabilitas operasi, sehingga dapat merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saingnya.
3. Membantu Investor dalam Keputusan Investasi
Bagi investor, OPM menjadi pertimbangan penting dalam mengevaluasi potensi profitabilitas perusahaan dan membuat keputusan investasi yang informed. OPM yang tinggi dapat mengindikasikan peluang keuntungan yang lebih besar bagi investor, sehingga menarik minat mereka untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
4. Mendorong Pengambilan Keputusan Strategis
Analisis OPM dapat membantu manajemen dalam membuat keputusan strategis yang tepat terkait operasi bisnis. Misal, perusahaan dapat menganalisis OPM untuk menentukan produk atau jasa mana yang paling menguntungkan, sehingga dapat fokus pada produk atau jasa tersebut dan mengalokasikan sumber daya secara lebih optimal.
5. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Memahami OPM dapat mendorong perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasionalnya. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi OPM, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk menurunkan biaya, meningkatkan kualitas produk atau jasa, dan memaksimalkan laba dari aktivitas operasinya.
Cara Menghitung Rasio Operating Profit Margin
Rumus dasar untuk menghitung OPM adalah:
OPM = (Laba Operasional / Penjualan) x 100%
Dimana:
- Laba Operasional: Adalah laba yang dihasilkan perusahaan dari aktivitas operasinya sebelum memperhitungkan beban bunga dan pajak.
- Penjualan: Adalah total pendapatan yang dihasilkan perusahaan dari penjualan produk atau jasanya.
OPM yang tinggi umumnya dianggap positif karena berarti perusahaan menghasilkan laba yang substansial dari aktivitas operasinya. Namun, OPM yang tinggi tidak selalu berarti perusahaan sehat secara keseluruhan. Penting untuk mempertimbangkan faktor lain seperti rasio profitabilitas lainnya, struktur modal dan kondisi industri.
Contoh:
Misalkan sebuah perusahaan manufaktur memiliki laba operasi sebesar Rp 10 miliar dan penjualan sebesar Rp50 miliar. OPM perusahaan tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
OPM = (Laba Operasional / Penjualan) x 100%
OPM = (Rp10 miliar / Rp50 miliar) x 100% = 20%
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasio Operating Profit Margin
Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi OPM sebuah perusahaan:
- Efisiensi operasi: Perusahaan dengan operasi yang efisien dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi dari penjualan yang sama dibandingkan perusahaan yang tidak efisien.
- Harga jual: Perusahaan dengan harga jual yang tinggi akan memiliki OPM yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dengan harga jual yang rendah.
- Biaya variabel: Perusahaan dengan biaya variabel yang rendah akan memiliki OPM yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dengan biaya variabel yang tinggi.
- Kondisi ekonomi: Kondisi ekonomi yang kuat dapat meningkatkan permintaan produk dan jasa perusahaan, sehingga meningkatkan OPM.
- Persaingan: Persaingan yang ketat dapat menekan harga jual dan meningkatkan biaya, sehingga menurunkan OPM.