Training Accurate

Jenis-Jenis Margin Akuntansi Beserta Cara Menghitungnya

Jenis Jenis Margin Akuntansi Beserta Cara Menghitungnya
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Daftar Isi

Margin merupakan istilah akuntansi yang menggambarkan keuntungan dan pendapatan yang diperoleh perusahaan. Dengan melakukan perhitungan margin, Anda dapat melihat area mana dari perusahaan yang perlu untuk ditingkatkan. Ada tiga jenis margin akuntansi dan masing-masing mencerminkan biaya, pajak, dan biaya overhead yang berbeda yang terjadi di area operasional bisnis tertentu. 

 

Jenis-Jenis Margin Akuntansi Beserta Cara Menghitungnya

 

1. Margin Laba Kotor

 

Margin laba kotor atau dikenal juga dengan gross margin digunakan untuk menentukan margin keuntungan dari produk atau layanan tertentu daripada keseluruhan bisnis. Memahami margin laba kotor dapat membantu Anda menentukan strategi penetapan harga serta menentukan item mana yang paling sedikit dan paling menguntungkan. Margin yang tinggi menunjukkan bahwa Anda menghasilkan banyak keuntungan dari suatu produk, sedangkan margin yang rendah menandakan bahwa harga jual produk tidak jauh lebih tinggi daripada biayanya.

Baca juga:  Cara Menghitung Customer Acquisition Cost

Margin laba kotor juga dapat digunakan untuk mengetahui efisiensi perhitungan harga pokok penjualan dan biaya produksi barang atau layanan yang selama ini Anda butuhkan. Semakin besar nilai marginnya, maka biaya operasional bisnis Anda akan semakin efisien.

Rumus margin laba kotor yaitu sebagai berikut:

[(Total Pendapatan – Harga Pokok Penjualan) / Total Pendapatan] x 100 %

Untuk menemukan margin laba kotor pada produk tertentu yang Anda tawarkan, Anda memerlukan harga barang (pendapatan) dan biaya pembuatan produk (HPP).

 

2. Margin laba operasional

 

Margin laba operasional  digunakan untuk mengetahui total pendapatan yang dihasilkan perusahaan dari penjualan setelah melunasi semua biaya operasinya. Berbeda dengan margin laba kotor, yang hanya memperhitungkan biaya langsung yang terlibat dalam produksi, margin laba operasional melihat biaya bisnis sehari-hari, seperti biaya operasional, administrasi, penjualan, dan overhead. Margin operasional yang lebih tinggi menunjukkan bahwa bisnis menghasilkan cukup uang untuk membayar semua biaya terkait yang terlibat dalam pengoperasiannya.

Baca juga:  Cara Menghitung Pendapatan Bersih Setelah Pajak

Rumus margin laba operasi yaitu sebagai berikut:

(Pendapatan Operasional / Pendapatan) x 100 %

 

3. Margin laba bersih

 

Margin laba bersih atau dikenal juga dengan profit margin digunakan untuk mengukur berapa banyak laba bersih yang tersisa setelah total pendapatan dipotong dengan semua pengeluaran termasuk pembayaran utang, pajak, pembelian satu kali, dan pendapatan dari investasi. Margin yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan efisien dalam mengubah pendapatan menjadi laba aktual. Sementara margin yang rendah dapat mengindikasikan strategi penetapan harga yang lemah, biaya tinggi, atau manajemen yang tidak efisien.

Rumus margin laba bersih yaitu sebagai berikut:

[(Pendapatan – HPP – Beban Usaha – Beban Lain – Bunga – Pajak) / Pendapatan] x 100 %

Baca juga:  Penomoran dan Contoh Chart Of Account dalam Akuntansi

Atau

(Pendapatan Bersih / Pendapatan) x 100 %

 

Berikut tadi penjelasan mengenai jenis-jenis margin akuntansi beserta cara menghitungnya. Untuk mempermudah perhitungan margin, Anda dapat menggunakan software akuntansi dari Accurate Online. Aplikasi akuntansi ini dapat membantu Anda terkait proses akuntansi, mulai dari penjurnalan hingga membuat laporan keuangan secara cepat, mudah, dan tepat.

Bagikan Artikel Ini
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Artikel Terkait