Process costing atau biaya proses merupakan aspek penting yang perlu diperhitungkan selama berbisnis terutama di bidang industri manufaktur. Industri manufaktur merupakan perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi sehingga memiliki nilai tambah, yang dibuat dengan atau tanpa mesin. Dengan menghitung biaya proses, perusahaan dapat mengetahui berapa banyak produk yang diproduksi dan seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Selain itu, perhitungan biaya proses juga sangat berguna untuk membuat laporan biaya pokok produksi setiap produk.
Jenis-Jenis Perhitungan Process Costing
1. Biaya rata-rata tertimbang
Biaya rata-rata tertimbang merupakan jenis perhitungan biaya proses yang paling sederhana. Metode ini mengasumsikan bahwa semua biaya, baik dari periode sebelumnya atau saat ini, disatukan dan dibebankan ke unit yang diproduksi.
2. Biaya standar
Perhitungan jenis ini mirip dengan biaya rata-rata tertimbang. Perbedaannya yaitu, biaya standar dibebankan ke unit produksi bukan biaya aktual. Setelah total biaya diakumulasikan berdasarkan biaya standar, total ini dibandingkan dengan akumulasi biaya aktual, dan selisihnya dibebankan ke akun varians. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan ketika terlalu sulit atau memakan waktu untuk mengumpulkan informasi terkini tentang biaya sebenarnya. Selain itu metode ini juga dapat digunakan oleh bisnis yang membuat berbagai macam barang dan merasa kesulitan untuk mengaitkan biaya yang tepat pada setiap produk.
3. Biaya First-In First-Out (FIFO)
Metode FIFO ini berfokus pada pembebanan biaya ke unit sesuai urutan produksinya. Produk yang diproduksi pertama kali akan dikenakan biaya terlebih dahulu dan kemudian menjadi produk pertama yang dikirim atau dikeluarkan. Selanjutnya, biaya FIFO ini membebankan satu set biaya untuk produk yang dimulai pada periode akuntansi sebelumnya tetapi belum selesai, dan set biaya lain untuk produk yang dimulai pada periode akuntansi saat ini.
Langkah-Langkah Menghitung Process Costing
1. Menganalisis persediaan
Dalam menghitung biaya proses, Anda harus melakukan analisis persediaan terlebih dahulu. Yang perlu Anda ketahui antara lain yaitu jumlah persediaan pada awal periode, berapa banyak barang yang dimulai selama periode tersebut, berapa banyak yang diselesaikan dan dipindahkan, serta berapa banyak yang tersisa pada akhir periode.
2. Menghitung unit ekuivalen
Dalam menghitung biaya proses, Anda juga perlu menggunakan konsep unit ekuivalen untuk memperhitungkan item yang belum selesai pada akhir setiap periode. Pada langkah ini, Anda perlu mengalikan jumlah unit yang tidak lengkap pada akhir periode dengan persentase yang mewakili kemajuan melalui proses produksi.
3. Menghitung biaya yang berlaku
Selanjutnya, Anda perlu menghitung biaya yang berlaku untuk mengetahui biaya proses dalam periode tertentu. Biaya ini merupakan total biaya untuk semua tahap produksi, termasuk bahan langsung dan biaya konversi.
4. Menghitung biaya per unit
Kemudian, hitung biaya per unit dengan cara membagi total biaya dengan jumlah unit. Perhitungan ini mencakup unit yang diselesaikan dan unit yang setara.
5. Mengalokasikan biaya untuk produk yang lengkap dan tidak lengkap
Cara menghitung biaya proses lainnya yang dikutip dari laman Netsuite, yaitu alokasikan biaya untuk persediaan barang dalam proses yang telah selesai dan berakhir ke akun yang sesuai. Tahap ini dapat membantu Anda dalam menentukan berapa banyak uang yang terikat dalam inventaris pekerjaan selama proses produksi saat ini.