Training Accurate

Metode Perhitungan Piutang dan Hutang

Metode Perhitungan Piutang dan Hutang
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Daftar Isi

Dalam dunia bisnis, piutang dan hutang merupakan dua elemen penting yang perlu dikelola dengan baik untuk memastikan kelancaran arus kas dan kesehatan keuangan perusahaan. Piutang dan hutang memiliki peran sentral dalam siklus konversi kas, di mana perusahaan menjual barang atau jasa dan menerima pembayaran di kemudian hari, serta berhutang kepada pihak lain untuk membiayai operasinya. Berikut ini akan dijelaskan pengertian piutang dan hutang, manfaat, dan cara menghitungnya.

Pengertian Piutang dan Hutang

Berikut ini pengertian piutang dan hutang yang perlu diketahui:

Piutang

Piutang adalah jumlah uang yang masih harus dibayarkan oleh pelanggan kepada perusahaan atas pembelian barang atau jasa yang telah dilakukan. Piutang timbul saat perusahaan memberikan kredit kepada pelanggan, di mana pelanggan diizinkan untuk membeli barang atau jasa terlebih dahulu dan baru melakukan pembayaran di kemudian hari. Piutang dibagi menjadi dua jenis yaitu:

  • Piutang Jangka Pendek: Piutang yang diharapkan akan direalisasikan dalam waktu kurang dari satu tahun. Misal: piutang dagang, piutang wesel, dan piutang bunga.
  • Piutang Jangka Panjang: Piutang yang diharapkan akan direalisasikan lebih dari satu tahun. Misal: piutang atas penjualan aset tetap dan piutang pinjaman jangka panjang.

Hutang

Hutang adalah jumlah uang yang masih harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak lain, seperti pemasok, bank, atau karyawan. Hutang timbul saat perusahaan memperoleh barang, jasa, atau dana dari pihak lain dan belum melakukan pembayaran secara penuh. Hutang dibagi menjadi dua jenis yaitu:

  • Hutang Jangka Pendek: Hutang yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun. Contohnya: hutang dagang, hutang wesel, dan hutang gaji.
  • Hutang Jangka Panjang: Hutang yang diharapkan akan dilunasi lebih dari satu tahun. Contohnya: pinjaman bank jangka panjang dan obligasi.
Baca juga:  Perbedaan Nota dan Faktur yang Wajib Anda Ketahui

Peran Piutang dan Hutang dalam Bisnis

Memahami peran piutang dan hutang dalam bisnis merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan dan menavigasi berbagai tantangan. Berikut beberapa diantaranya:

1. Memperlancar Transaksi dan Meningkatkan Penjualan

Piutang memberikan kelonggaran bagi pelanggan untuk membeli barang atau jasa secara kredit, sehingga memungkinkan perusahaan untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan volume penjualan. Hal ini dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan pangsa pasar dan mendorong pertumbuhan bisnis.

2. Meningkatkan Efisiensi Operasional dan Pengelolaan Arus Kas

Piutang dan hutang dapat membantu perusahaan dalam mengelola arus kasnya dengan lebih efisien. Perusahaan dapat memanfaatkan dana dari piutang untuk membiayai operasinya dan menunda pembayaran hutang untuk jangka waktu tertentu. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan likuiditasnya dan memastikan ketersediaan dana untuk memenuhi kebutuhan operasional.

3. Meningkatkan Profitabilitas dan Mendukung Pertumbuhan

Pengelolaan piutang dan hutang yang efektif dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan meminimalkan risiko piutang tak tertagih dan memanfaatkan bunga pinjaman secara optimal, perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya dan mendukung pertumbuhan bisnisnya.

Baca juga:  Rumus dan Cara Menghitung Rasio Gross Profit Margin

4. Membangun Hubungan dan Kerjasama yang Saling Menguntungkan

Piutang dan hutang dapat menjadi alat untuk membangun kerjasama yang saling menguntungkan dengan pelanggan dan pemasok. Dengan menawarkan kemudahan pembayaran kredit bagi pelanggan, perusahaan dapat meningkatkan loyalitas dan memperkuat hubungan jangka panjang. Di sisi lain, dengan menjalin hubungan baik dengan pemasok dan mendapatkan persyaratan pembayaran yang lebih fleksibel, perusahaan dapat mengoptimalkan biaya dan meningkatkan efisiensi operasinya.

Cara Menghitung Piutang dan Hutang 

Berikut penjelasan mengenai metode yang dapat digunakan dalam perhitungan piutang dan hutang beserta rumus untuk menghitungnya:

Metode Perhitungan Piutang

Piutang dapat dihitung menggunakan dua metode yaitu:

1. Metode Penagihan Langsung

Metode ini mencatat piutang pada saat penjualan dilakukan. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:

Piutang = Penjualan Kredit – Pembayaran Tunai

Misalkan perusahaan XYZ menjual barang senilai Rp 100 juta secara kredit kepada pelanggan A. Pelanggan A membayar Rp 50 juta secara tunai dan sisanya akan dibayarkan dalam waktu 30 hari. Piutang perusahaan XYZ adalah:

Piutang = Rp 100 juta – Rp 50 juta = Rp 50 juta

2. Metode Cadangan Piutang Tak Tertagih

Metode ini mencatat piutang pada saat penjualan dilakukan dan memperkirakan jumlah piutang yang kemungkinan tidak tertagih. Cadangan ini dicatat sebagai akun korektif terhadap piutang dalam neraca. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:

Baca juga:  Cara Menghitung Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)

Cadangan Piutang Tak Tertagih = Estimasi Piutang Tak Tertagih / Penjualan Kredit

Misalkan perusahaan XYZ memperkirakan bahwa 5% dari piutangnya tidak akan tertagih. Piutang perusahaan XYZ pada bulan Januari adalah Rp 100 juta. Cadangan piutang tak tertagih pada bulan Januari adalah:

Cadangan Piutang Tak Tertagih = (5% x Rp 100 juta) / Rp100 juta = Rp 5 juta

Metode Perhitungan Hutang

Hutang dapat dihitung menggunakan dua metode yaitu:

1. Metode Akrual

Metode ini mencatat hutang pada saat kewajiban timbul, terlepas dari kapan pembayaran dilakukan. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:

Hutang = Beban yang Masih Harus Dibayar – Pembayaran Beban

Misalkan perusahaan A memiliki beban gaji karyawan Rp 20 juta pada bulan Februari. Perusahaan A membayar Rp 10 juta pada bulan Februari dan sisanya akan dibayarkan pada bulan Maret. Hutang gaji perusahaan A pada bulan Februari adalah:

Hutang Gaji = Rp 20 juta – Rp 10 juta = Rp 10 juta

2. Metode Kas

Metode ini mencatat hutang pada saat pembayaran dilakukan. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:

Hutang = Pembayaran Beban

Misalkan perusahaan A membayar beban sewa kantor Rp 5 juta pada bulan Maret. Hutang sewa kantor perusahaan A pada bulan Maret adalah:

Hutang Sewa Kantor = Rp 5 juta

Bagikan Artikel Ini
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Artikel Terkait