Training Accurate

Cara Menghitung Beban Penjualan dalam Akuntansi

Cara Menghitung Beban Penjualan dalam Akuntansi
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Daftar Isi

Beban penjualan (BP) merupakan salah satu komponen penting dalam laporan laba rugi perusahaan. Beban ini mencakup semua biaya yang terkait dengan kegiatan penjualan dan pemasaran produk atau jasa perusahaan. Menghitung beban penjualan dengan tepat penting untuk memahami profitabilitas dan kesehatan keuangan perusahaan. Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis beban penjualan, cara menghitung, dan faktor yang mempengaruhinya.

Jenis-Jenis Beban Penjualan

Berikut ini beberapa jenis beban penjualan yang umum dijumpai dalam suatu perusahaan:

  • Gaji dan tunjangan karyawan penjualan: Biaya ini termasuk gaji pokok, bonus, komisi, tunjangan kesehatan, dan tunjangan lainnya yang diberikan kepada karyawan yang terlibat dalam kegiatan penjualan.
  • Biaya iklan dan promosi: Biaya ini mencakup biaya untuk iklan di media massa, media sosial, pameran dagang, dan kegiatan promosi lainnya.
  • Biaya komisi penjualan: Biaya ini diberikan kepada sales force atas keberhasilan mereka dalam mencapai target penjualan.
  • Biaya sewa kantor dan peralatan penjualan: Biaya ini mencakup biaya sewa kantor, gudang, dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan penjualan.
  • Biaya perjalanan dan akomodasi sales force: Biaya ini mencakup biaya perjalanan, akomodasi, dan makan sales force yang terkait dengan kegiatan penjualan di luar kantor.
  • Biaya depresiasi aset penjualan: Biaya ini mencakup penyusutan nilai aset yang digunakan untuk kegiatan penjualan, seperti kendaraan, komputer, dan furnitur.
Baca juga:  Mengenal Margin Kontribusi dan Cara Menghitungnya

Rumus dan Cara Menghitung Beban Penjualan

Rumus dasar untuk menghitung beban penjualan adalah:

BP = Total Biaya Penjualan dan Pemasaran / Penjualan Bersih

Berikut ini langkah-langkah untuk menghitungnya:

  1. Identifikasi Biaya Penjualan dan Pemasaran: Biaya ini mencakup berbagai macam biaya, seperti gaji dan tunjangan karyawan penjualan, biaya iklan dan promosi, biaya komisi penjualan, biaya sewa kantor dan peralatan penjualan, biaya perjalanan dan akomodasi sales force, dan biaya depresiasi aset yang digunakan untuk kegiatan penjualan dan pemasaran.
  2. Hitung Total Biaya Penjualan dan Pemasaran: Jumlahkan semua biaya penjualan dan pemasaran yang telah diidentifikasi pada langkah 1.
  3. Hitung Penjualan Bersih: Penjualan bersih adalah total pendapatan dari penjualan produk atau jasa perusahaan dikurangi potongan harga, retur penjualan, dan penyisihan piutang tak tertagih.
  4. Hitung Beban Penjualan: Bagi total biaya penjualan dan pemasaran dengan penjualan bersih.
Baca juga:  Jenis-Jenis Jurnal dalam Akuntansi yang Wajib Anda Ketahui

Misalkan sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur memiliki total biaya penjualan dan pemasaran sebesar Rp 1 miliar dan penjualan bersih sebesar Rp 10 miliar. Maka, BP perusahaan tersebut adalah:

BP = Total Biaya Penjualan dan Pemasaran / Penjualan Bersih

BP = Rp 1 miliar / Rp 10 miliar = 10%

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Penjualan

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi beban penjualan perusahaan, antara lain:

  • Strategi penjualan dan pemasaran: Strategi penjualan dan pemasaran yang agresif, seperti iklan besar-besaran, pameran dagang internasional, dan promosi intensif, umumnya menghasilkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan strategi yang lebih terfokus dan hemat biaya.
  • Tingkat persaingan: Di pasar dengan persaingan ketat, perusahaan perlu mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk menarik perhatian pelanggan dan membedakan produknya dari pesaing, sehingga meningkatkan BP.
  • Jenis produk atau jasa: Produk yang kompleks dengan fitur dan spesifikasi yang rumit biasanya membutuhkan biaya edukasi dan pelatihan penjualan yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan BP.
  • Kondisi ekonomi: Kondisi ekonomi yang buruk dapat menyebabkan konsumen mengurangi pengeluaran, sehingga berdampak pada penjualan dan mendorong perusahaan untuk menurunkan biaya pemasaran, yang memengaruhi BP.
  • Internal perusahaan: Perusahaan dengan operasional yang efisien dan terstruktur dengan baik dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meminimalkan pemborosan, sehingga menghasilkan BP yang lebih rendah.
Baca juga:  Mengenal Rasio Solvabilitas yang Penting untuk Bisnis
Bagikan Artikel Ini
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Artikel Terkait