Training Accurate

Contoh Harta Lancar dan Cara Menghitungnya

Contoh Harta Lancar dan Cara Menghitungnya
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Daftar Isi

Dalam akuntansi, harta lancar adalah salah satu sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan agar bisnis dapat terus berjalan dan berkembang. Harta lancar adalah segala harta yang dapat diubah menjadi uang tunai dalam jangka waktu kurang dari satu tahun atau dua belas bulan. Hal ini juga sering disebut sebagai aset lancar dan aktiva lancar. Harta lancar sering digunakan untuk membayar pengeluaran sehari-hari dan kewajiban lancar. Oleh karena itu, apabila suatu perusahaan kekurangan harta lancar, maka semua aktivitas operasionalnya dapat terganggu sehingga berdampak pada aktivitas penjualan dan perolehan laba bisnis.

Contoh Harta Lancar

Harta lancar muncul di sisi aset neraca perusahaan, yang memberikan gambaran berkala tentang posisi keuangan perusahaan. Aset lancar sering digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan jangka pendek perusahaan. Aset lancar dibagi menjadi lima jenis dan diurutkan dari yang paling likuid ke yang kurang likuid, sebagai berikut:

1. Kas dan setara kas

Kas dan setara kas adalah harta yang paling likuid atau dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu singkat. Kas atau uang tunai tentu saja tidak memerlukan konversi dan dapat langsung dibelanjakan begitu ditarik dari bank atau tempat lain dimana uang itu disimpan. Sedangkan setara kas adalah semua jenis surat berharga likuid yang saat ini tidak berbentuk uang tunai, tapi akan berbentuk uang tunai dalam waktu satu tahun.

2. Investasi jangka pendek dan surat berharga

Mirip dengan setara kas, jenis harta ini merupakan investasi dalam sekuritas yang akan memberikan pengembalian uang tunai dalam satu tahun. Jenis sekuritas ini dapat dibeli dan dijual di pasar saham dan obligasi publik. Dalam hal obligasi, untuk menjadi harta lancar mereka harus memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun. Sementara dalam hal saham, mereka termasuk aset lancar jika akan dijual dalam waktu satu tahun. Ekuitas yang dapat dipasarkan dapat berupa saham biasa atau saham preferen.

3. Biaya dibayar di muka

Biaya dibayar di muka adalah dana yang telah dibelanjakan atau dibayarkan terlebih dahulu untuk barang atau jasa yang akan diterima di masa depan. Sebenarnya, biaya ini secara teknis tidak likuid karena tidak menghasilkan uang untuk perusahaan. Namun, biaya ini terdaftar di antara aset lancar perusahaan karena membebaskan modal untuk digunakan nanti. Pembayaran kepada perusahaan asuransi atau kontraktor adalah biaya dibayar di muka umum yang diperhitungkan dalam aset lancar. Perusahaan juga dapat memilih untuk membayar di muka sewa yang terutang pada bangunan atau real estate. Namun, hanya nilai satu tahun dari sewa dibayar di muka yang dihitung aset lancar. 

4. Piutang usaha

Piutang usaha adalah dana milik perusahaan dari pelanggan yang telah menerima barang atau jasa tetapi belum membayar atau kredit. Agar dana ini menjadi aset lancar, maka harus diterima dalam waktu satu tahun. Jika suatu bisnis menjual sesuatu ke bisnis lain maka transaksi ini juga biasanya berbentuk jalur kredit dan akan menambah piutang. Wesel tagih juga dianggap sebagai aset lancar jika umurnya kurang dari satu tahun.

5. Inventaris

Setiap inventaris atau persediaan yang diharapkan untuk dijual dalam satu tahun produksinya dianggap sebagai aset lancar. Persediaan adalah yang paling tidak likuid dari semua aset lancar karena harus diproduksi dan dijual secara aktif untuk diubah menjadi uang tunai. Persediaan yang dibeli konsumen dan bergerak cepat atau dikenal sebagai barang konsumen yang bergerak cepat merupakan jenis persediaan utama yang termasuk dalam kategori aset lancar.

Rumus Menghitung Harta Lancar

Dalam akuntansi, semua kegiatan yang berkaitan dengan keuangan harus dicatat ke dalam pembukuan, termasuk harta lancar. Secara normal, apabila harta lancar bertambah, maka akan didebit dan dikredit apabila terjadi pengurangan nilai harta lancar. 

Untuk dapat menghitung jumlah harta lancar perusahaan, maka Anda dapat menggunakan rumus berikut ini:

Harta Lancar = Kas + Setara Kas + Persediaan + Surat Berharga + Biaya Dibayar Dimuka + Aset Likuid Lainnya

Untuk menemukan masing-masing komponen dalam rumus ini, Anda harus melihat neraca. Ini terletak di bagian atas lembar di bawah bagian berjudul “aset”. Di bagian atas aset adalah aset lancar, diikuti oleh aset jangka panjang.

Bagikan Artikel Ini
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Artikel Terkait