Training Accurate

Jenis Biaya Overhead dan Cara Menghitungnya

Jenis Biaya Overhead dan Cara Menghitungnya
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Daftar Isi

Biaya overhead atau overhead cost merujuk pada semua biaya tidak langsung yang terjadi dalam menjalankan suatu bisnis dan secara tidak langsung terkait dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Dalam perhitungan biaya produksi, overhead cost menjadi komponen penting karena mempengaruhi harga jual dan profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, semua overhead cost harus dicatat secara rinci dalam pembukuan akuntansi perusahaan. Dengan mengetahui overhead cost, maka tim keuangan dapat mengidentifikasi sektor-sektor yang tidak terlalu prioritas dan dapat dioptimalkan sehingga agar tidak boros.

 

Jenis-Jenis Biaya Overhead

1. Fixed overhead

Fixed overhead merujuk pada biaya-biaya tetap yang tidak berubah meskipun volume aktivitas produksi sebuah bisnis mengalami fluktuasi. Sifatnya yang stabil membuat biaya ini cukup mudah untuk diprediksi dan penting untuk menjaga kelancaran operasional bisnis dalam jangka panjang. Contohnya yaitu biaya sewa, premi asuransi, gaji karyawan tetap, depresiasi (pengurangan nilai gedung atau peralatan kerja seiring waktu), dan amortisasi (pembayaran tagihan bulanan atau cicilan kredit). 

2. Variable overhead

Variable overhead merujuk pada biaya-biaya yang fluktuatif seiring dengan perubahan volume produksi. Biaya ini akan turun ketika produksi menurun dan sebaliknya. Contohnya yaitu bahan baku, tenaga kerja borongan, perlengkapan produksi, komisi, biaya pengiriman, atau peralatan yang digunakan dalam proses pengemasan. Dengan memahami variable overheads maka perusahaan dapat mengelola biaya-biaya yang berfluktuasi dan membuat perencanaan agar tidak terjadi perubahan yang signifikan.

3. Semi-variable overhead

Semi-variable overhead memiliki beberapa karakteristik dari overhead cost tetap dan variabel. Jenis biaya ini memiliki tarif dasar yang harus dibayarkan perusahaan, terlepas dari tingkat aktivitas bisnis. Contohnya yaitu komisi penjualan, penggunaan kendaraan, serta biaya listrik dan air kantor. Dengan memahami overhead semi-variabel cost, maka perusahaan dapat mengelola dan membuat perencanaan agar lebih efisien efisien.

 

Cara Menghitung Biaya Overhead

 

Meskipun overhead cost terkadang dianggap rumit, sebenarnya penghitungannya tidaklah terlalu sulit. Berikut Ini langkah-langkah praktis untuk menghitungnya.

1. Memisahkan overhead cost

Langkah pertama adalah memisahkan overhead cost dan biaya langsung dari biaya total. Cara membedakannya yaitu biaya langsung umumnya mencakup biaya-biaya yang terkait langsung dengan proses produksi, sementara overhead cost merupakan biaya yang tidak terkait langsung dengan aktivitas produksi. Penting untuk melakukan pencatatan overhead cost dengan teliti dan rinci agar laporan keuangan lebih mudah dipahami.

2. Menghitung persentase dari overhead cost

Selanjutnya, hitung persentase overhead cost dengan membandingkan total biaya tidak langsung (indirect cost) dengan total biaya langsung (direct cost), lalu mengalikannya dengan 100%. Angka persentase ini dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bahan evaluasi. Apabila overhead cost yang dikeluarkan sudah terlalu tinggi maka perusahaan perlu mengurangi pengeluaran pada beberapa pos biaya tertentu. Dengan demikian, perusahaan dapat mengoptimalkan pengeluaran mereka dan meningkatkan efisiensi dalam operasional bisnisnya.

3. Tentukan nilai efisiensi dari overhead cost

Selain itu, penting juga untuk menilai efisiensi overhead cost. Caranya yaitu dengan membandingkan total overhead cost dengan total biaya upah tenaga kerja, lalu mengalikannya dengan 100%. Dari hasil perhitungan tersebut, perusahaan dapat mengetahui apakah jumlah tenaga kerja yang dimiliki saat ini terlalu banyak atau kurang dari yang seharusnya. Jika overhead cost terlalu tinggi dibandingkan dengan biaya upah tenaga kerja, maka bisa jadi perusahaan memiliki kelebihan tenaga kerja yang tidak diperlukan. Sebaliknya, jika overhead cost terlalu rendah maka perusahaan mungkin memerlukan lebih banyak tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas. 

Bagikan Artikel Ini
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Artikel Terkait