Analisis laporan keuangan adalah alat penting yang digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan untuk memahami kesehatan keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Dua metode utama yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah analisis vertikal dan analisis horizontal.
Keduanya memiliki perbedaan cukup signifikan sehingga Anda perlu memahaminya untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penyusunan data. Penggunaan kedua metode ini memang disesuaikan dengan kebutuhan tetapi ada kalanya digabung supaya mendapatkan hasil yang diinginkan. Bingung membedakan keduanya? Berikut pembahasannya!
Definisi Analisis Vertikal dan Horizontal
Sebelum membahas perbedaannya, berikut ini definisi analisis vertikal dan analisis horizontal yang perlu Anda ketahui:
1. Analisis Vertikal
Analisis vertikal atau analisis common-size merupakan proses membandingkan setiap pos dalam laporan keuangan pada periode yang sedang berjalan sehingga diketahui situasi keuangan saat itu.
Tujuan utama analisis ini adalah untuk mengevaluasi struktur komponen individu dalam laporan keuangan, seperti neraca atau laporan laba rugi, pada satu titik waktu.
2. Analisis Horizontal
Analisis horizontal atau analisis tren adalah proses membandingkan setiap pos di laporan keuangan dengan periode yang berbeda. Biasanya dua atau tiga periode sebelumnya.
Tujuan analisis ini adalah untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dari waktu ke waktu dengan melihat perubahan nominal dan persentase dalam akun-akun tertentu.
Cara Kerja Analisis Vertikal dan Horizontal
Berikut ini cara kerja analisis vertikal dan analisis horizontal yang perlu untuk Anda ketahui:
1. Analisis Vertikal
Dalam laporan laba rugi, setiap item biasanya dinyatakan sebagai persentase dari penjualan bersih. Misalnya, jika penjualan bersih adalah 100% maka beban pokok penjualan, beban operasional, dan laba bersih akan dinyatakan sebagai persentase dari penjualan bersih tersebut.
Dalam neraca, setiap item dinyatakan sebagai persentase dari total aset. Misalnya, kas, piutang, dan persediaan akan dinyatakan sebagai persentase dari total aset.
Misalnya jika penjualan bersih adalah Rp 100.000.000 dan beban pokok penjualan adalah Rp 60.000.000, maka beban pokok penjualan akan dinyatakan sebagai 60% dari penjualan bersih dalam analisis vertikal laporan laba rugi.
2. Analisis Horizontal
Dalam laporan laba rugi, item-item seperti penjualan, laba kotor, dan laba bersih dibandingkan dari satu periode ke periode lainnya.
Dalam neraca, item-item seperti aset, kewajiban, dan ekuitas dibandingkan dari satu periode ke periode lainnya.
Misalnya jika penjualan bersih pada tahun 2022 adalah Rp 100.000.000 dan pada tahun 2023 adalah Rp 120.000.000, maka terjadi peningkatan penjualan sebesar Rp 20.000.000 atau 20% dalam analisis horizontal.
Perbedaan Analisis Vertikal dan Horizontal
Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kedua analisis tersebut, antara lain:
- Analisis vertikal membandingkan pos yang satu dengan yang lain dalam satu periode sedangkan analisis horizontal membandingkan data dari pos yang sama pada periode yang berbeda.
- Total angka pos-pos yang dibandingkan pada analisis vertikal diakumulasikan sebesar 100%, berbeda dengan analisis horizontal, periode pembanding ditetapkan sebesar 100%, sehingga angka pada periode yang dibandingkan, bisa diatas atau dibawah 100%.
- Dari sudut pandang tujuannya, analisis vertikal digunakan untuk mengidentifikasi persentase besaran nilai masing-masing pos terhadap total angka. Sedangkan analisis horizontal digunakan dengan tujuan untuk mengetahui perubahan dan perkembangan masing-masing pos
Itulah perbedaan antara analisis vertikal dan horizontal, semoga membantu Anda dalam mengambil keputusan bisnis. Namun Anda dapat menggunakan bantuan accurate online untuk membuat segala proses bisnis lebih mudah dan praktis. Anda bisa mendapatkan aplikasi ini dengan harga terjangkau dengan menghubungi kami sekarang juga!