Training Accurate

Jenis -Jenis Liabilitas dan Contohnya

Jenis Jenis Liabilitas dan Contohnya
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Daftar Isi

Dalam bisnis, memiliki utang untuk membuat operasional perusahaan tetap berjalan lancar adalah hal yang biasa. Di dalam akuntansi, utang disebut juga kewajiban atau liabilitas. Liabilitas adalah kewajiban finansial atau utang yang harus dibayar oleh suatu entitas bisnis kepada pihak ketiga. 

 

Jenis-Jenis Liabilitas

 

Dalam akuntansi, liabilitas dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan jangka waktu pembayaran dan sifatnya, yaitu sebagai berikut:

 

1. Liabilitas lancar

Liabilitas lancar atau kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang harus diselesaikan atau jatuh tempo pembayarannya kurang dari satu tahun atau siklus operasional normal. Karena harus segera diselesaikan, penting bagi Anda untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban tersebut. Di neraca, kewajiban lancar dicatat terpisah dengan kewajiban tidak lancar. Contoh liabilitas lancar antara lain:

  • Utang dagang: kewajiban yang berasal dari transaksi pembelian barang atau jasa untuk dijual.
  • Utang wesel: kewajiban berbunga dengan jaminan tertentu serta tercantum dalam peraturan tertulis.
  • Utang biaya: kewajiban atas beban perusahaan yang belum dibayarkan secara tunai.
  • Utang pajak: kewajiban atas pajak yang belum disetorkan kepada pemerintah.
  • Pendapatan dibayar muka: kewajiban yang muncul karena pembayaran sudah diterima perusahaan namun pekerjaannya belum diselesaikan kepada pelanggan.
  • Utang dividen:kewajiban yang harus dibayar kepada para pemegang saham.

 

2. Liabilitas tidak lancar

Liabilitas tidak lancar atau kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang harus diselesaikan atau jatuh tempo pembayarannya lebih dari satu tahun. Biasanya perusahaan menggunakan kewajiban ini untuk melakukan pengembangan bisnis dan investasi. Karena usia pinjaman lebih dari satu tahun, kewajiban jangka panjang mensyaratkan beberapa batasan untuk melindungi kedua belah pihak. Liabilitas tidak lancar memiliki peran yang penting dalam menentukan solvabilitas perusahaan. Apabila perusahaan belum mampu menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya, maka perusahaan memiliki status krisis solvabilitas. Contoh liabilitas tidak lancar antara lain:

  • Utang hipotik: kewajiban jangka panjang yang jaminannya berupa properti
  • Utang obligasi: kewajiban berupa surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan, yang jatuh temponya minimal satu tahun
  • Kredit noveltasi: kewajiban jangka panjang yang diterbitkan oleh bank
  • Utang sewa: kewajiban atas penyewaan aset untuk masa lebih dari satu tahun
Baca juga:  Rumus Menghitung Burn Rate Beserta Cara Menurunkannya

 

3. Liabilitas kontinjensi

Liabilitas kontinjensi biasa juga disebut sebagai kewajiban berdasarkan kejadian luar biasa. Liabilitas kontinjensi adalah kewajiban yang mungkin timbul dari peristiwa masa depan yang bergantung pada kejadian tertentu yang tidak pasti.  Di akuntansi, kewajiban ini tidak dicatat dalam laporan keuangan, namun sebagai catatan tambahan di bagian lampiran. Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar kewajiban ini bisa dicatat, yaitu:

  • Kewajiban itu sangat mungkin terjadi atau kekayaan perusahaan telah digunakan atau telah dikorbankan
  • Kewajiban itu dapat diukur secara terpercaya

Contoh kewajiban kontinjensi diantaranya adalah garansi produk, sengketa hukum, dan klaim yang masih dalam proses penyelesaian. 

 

Contoh Liabilitas

1. Hutang usaha

Hutang usaha adalah kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pemasok atau vendor atas barang atau jasa yang telah diterima namun belum dibayar. Misalnya, sebuah restoran memesan bahan baku dari supplier dan menerima faktur, namun belum membayarnya. Hutang usaha dapat memicu pembayaran bunga atau denda jika bisnis gagal membayar dalam waktu yang ditentukan karena gagal bayar. Perusahaan mencatat hutang dagang dalam buku besar pembantu hutang untuk mencegah beberapa transaksi mengacaukan buku besar. Bisnis biasanya menganggap hutang usaha sebagai sumber dana, mewakili uang tunai yang diterima dari pemasok.

 

2. Kewajiban yang masih harus dibayar

Kewajiban yang masih harus dibayar adalah tanggung jawab yang telah diambil oleh bisnis, biasanya tanpa dokumen pendukung, seperti faktur pemasok. Misalnya, kewajiban yang masih harus dibayar muncul ketika perusahaan menggunakan produk atau layanan sebelum menerima faktur pemasok. Kewajiban ini biasanya dicatat jika faktur tidak sampai pada akhir periode akuntansi. Perusahaan membuat entri jurnal, yang merupakan kredit ke akun kewajiban yang masih harus dibayar dan debit ke akun pengeluaran. Perusahaan membuat banyak akun kewajiban yang masih harus dibayar sebagai akrual terbalik untuk memungkinkan perangkat lunak akuntansi membatalkannya pada periode akuntansi berikutnya.

Baca juga:  Sertifikat Akuntansi di Jakarta: Meningkatkan Kompetensi Anda

 

3. Pendapatan ditangguhkan

Pendapatan ditangguhkan adalah pembayaran pelanggan untuk layanan dan barang di masa depan. Perusahaan mendokumentasikannya sebagai kewajiban karena belum mendapatkannya. Ini umum di perusahaan asuransi yang membutuhkan pembayaran sebelumnya untuk periode layanan yang berlangsung selama beberapa bulan. Perusahaan yang menghasilkan pendapatan dari waktu ke waktu mengurangi saldo akun pendapatan yang ditangguhkan dengan debit. Akibatnya, pendapatan ditangguhkan diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar di neraca. Meski begitu pendapatan ditangguhkan juga dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika tidak mengharapkan kinerja dalam 12 bulan ke depan.

 

4. Hutang bunga

Hutang bunga adalah jumlah total bunga atas hutang perusahaan yang terutang kepada krediturnya pada tanggal neraca. Jumlah ini penting bagi analisis laporan keuangan karena dapat menunjukkan bahwa perusahaan gagal membayar hutangnya jika jumlah normal lebih kecil dari jumlah bunga yang harus dibayar. Hutang bunga termasuk bunga yang masih harus dibayar dan ditagih, tetapi bunga yang masih harus dibayar dapat muncul di akun kewajiban bunga yang masih harus dibayar yang berbeda. Perusahaan biasanya memasukkan hutang bunga dengan kewajiban lancar neraca. 

 

5. Hutang wesel

Hutang wesel adalah wesel bayar yang secara tertulis melibatkan suatu usaha untuk memperoleh sejumlah tertentu dari kreditur. Bisnis biasanya berjanji untuk membayar kembali selama jangka waktu yang telah ditentukan dengan bunga. Perbedaan antara hutang wesel dan hutang usaha adalah tidak adanya surat promes dan tingkat bunga, karena hutang memiliki penalti sebagai gantinya. Perusahaan mengkategorikan wesel bayar sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang tergantung pada apakah jatuh tempo dalam 12 bulan berikutnya di neraca.

Baca juga:  Tips Mengelola Akuntansi untuk Start-Up Secara Efektif

6. Hutang pajak

Hutang pajak adalah kewajiban perusahaan untuk membayar pajak kepada pemerintah atas pendapatan atau transaksi tertentu yang telah dilakukan namun belum dibayarkan. Contohnya termasuk pajak penghasilan perusahaan yang harus dibayar setelah laporan keuangan selesai disusun. Perusahaan menghapus hutang pajak dari akun hutang pajak dengan debit setelah mereka membayar pajak mereka. Berbagai perusahaan membayar hutang pajak dalam waktu singkat, sehingga tidak bertahan lama di neraca. 

7. Hutang gaji

Hutang gaji adalah kewajiban perusahaan untuk membayar gaji dan upah kepada karyawan atas pekerjaan yang telah dilakukan namun belum dibayarkan. Sebagai contoh, pada akhir periode gaji, perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar gaji karyawan yang masih belum terbayarkan. Perusahaan menghilangkan saldo ini di awal periode pelaporan berikutnya ketika mereka membayar gaji karyawan. Perusahaan membuat kewajiban pembayaran gaji baru jika ada kesenjangan antara periode akhir dan hari mereka membayar karyawan mereka. Sebagian besar bisnis menganggap hutang gaji sebagai kewajiban lancar karena menjadi hutang dalam 12 bulan berikutnya. 

 

 

Berikut tadi merupakan jenis-jenis dan contoh liabilitas. Untuk mempermudah Anda melakukan pencatatan liabilitas, Anda dapat menggunakan bantuan software akuntansi seperti Accurate Online. Aplikasi akuntansi ini dapat membantu Anda terkait proses akuntansi, mulai dari penjurnalan hingga membuat laporan keuangan secara cepat, mudah, dan tepat.

Bagikan Artikel Ini
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Artikel Terkait