Training Accurate

Perbedaan Current Ratio dan Quick Ratio Pada Akuntansi

Perbedaan Current Ratio dan Quick Ratio Pada Akuntansi
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Daftar Isi

Analisis rasio keuangan diperlukan bagi perusahaan tidak hanya sekedar untuk mengukur keberhasilan menerima profit, namun juga untuk mengukur kemampuan menunaikan kewajiban hutangnya. Sebelum melakukan analisis rasio keuangan, Anda perlu terlebih dahulu mengetahui apa itu current ratio dan quick ratio, serta perbedaan antara current ratio dan quick ratio.

 

Pengertian Current Ratio (Rasio Lancar) dan Cara Menghitungnya

 

Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya dalam jangka waktu maksimal satu tahun. Rasio lancar sangat mudah dimengerti karena dalam aplikasinya menggunakan semua aset dan kewajiban yang ada pada sebuah perusahaan. 

Rumus untuk menghitung current ratio yaitu:

Current ratio (rasio lancar) = aset lancar  : kewajiban lancar

Dimana:

  • Aset lancar = Persediaan + Kas di tangan + Setoran Bank + Piutang Dagang + Pinjaman dan Uang Muka (Jangka Pendek) + Investasi Sekali Pakai + Biaya Dibayar Dimuka + Aset Lancar Lainnya
  • Kewajiban lancar= Kreditor + Kredit Tunai + Overdraft + Biaya Tidak Terduga + Pinjaman jangka pendek + Dividen Diusulkan + Dividen Tidak Diklaim + Uang Muka Pelanggan + Penyisihan pajak + Kewajiban Lancar Lainnya

Rasio lancar kurang dari 1 menunjukkan tingginya risiko perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Artinya, ada indikasi kemungkinan perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Sedangkan rasio lebih dari 3 menunjukkan pengelolaan aset yang tidak efisien oleh manajemen perusahaan, meskipun perusahaan dinilai sangat mampu menunaikan kewajibannya.

Baca juga:  Jenis Biaya Overhead dan Cara Menghitungnya

Perbandingan rasio lancar yang dapat diterima secara umum adalah 2:1, sedangkan rasio lancar ideal sesuai Bank adalah 1,33:1. Namun demikian, rasio antara 1,33 hingga 3 dianggap baik, tergantung pada sifat bisnis dan jenis aset dan liabilitas lancar.

 

Pengertian Quick Ratio (Rasio Cepat) dan Cara Menghitungnya

 

Quick ratio merupakan kemampuan perusahaan untuk menunaikan kewajibannya dengan aset yang memiliki tingkat likuiditas tinggi. Aset ini merujuk pada aset yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam jangka waktu 3 bulan atau 90 hari, seperti aset tunai dan hampir tunai.

Rumus untuk menghitung quick ratio yaitu:

Quick Ratio = (Kas + Surat Berharga + Piutang Dagang) : Current Liabilities

Dimana:

  • Aset cepat = Kas + Setoran Bank + Investasi Jangka Pendek + Piutang Dagang + Pinjaman jangka pendek dan uang muka, atau Aset Cepat = Aset Lancar – Persediaan – Biaya Dibayar Dimuka
  • Liabilitas lancar= Kreditor + Kredit Tunai + Overdraft + Biaya Tidak Terduga + Pinjaman jangka pendek + Dividen Diusulkan + Dividen Tidak Diklaim + Uang Muka Pelanggan + Penyisihan pajak + Kewajiban Lancar Lainnya
Baca juga:  Mengenal Sistem Akuntansi Berbasis Akrual dan Kas

Rasio cepat yang ideal adalah 1:1 dimana mengindikasikan bahwa perusahaan mampu untuk melunasi kewajibannya secara cepat. Namun, jika nilai rasio kurang dari 1 mengindikasikan bahwa perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan, rasio dengan nilai lebih dari 2,5 menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan sanggup menunaikan kewajibannya, namun tidak efisien dalam memanfaatkan asetnya.

 

Perbedaan antara Current Ratio dan Quick Ratio

 

Rasio lancar dan rasio cepat adalah dua rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya. Berikut perbedaan antara current ratio dan quick ratio:

  • Current ratio mencerminkan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan dana yang cukup untuk membayar komitmen jangka pendeknya. Di sisi lain, quick ratio adalah indikator kapasitas pembayaran utang instan perusahaan.
  • Umur liabilitas dari current ratio yaitu maksimal 1 tahun, sedangkan quick ratio jangka waktunya yaitu 3 bulan.
  • Jenis aset yang digunakan oleh current ratio adalah seluruh aset lancar, termasuk persediaan yang mungkin memerlukan waktu untuk dijual dan diubah menjadi kas. Sedangkan quick ratio hanya menggunakan aset lancar yang paling likuid. 
  • Idealnya, nilai perbandingan current ratio yaitu 2:1, sedangkan quick ratio adalah 1:1 dianggap menguntungkan bagi perusahaan. Namun, keduanya mungkin berbeda berdasarkan sifat bisnis, jenis aset lancar dan industri,
Baca juga:  Cara Menghitung Rasio Operating Profit Margin

 

Berikut tadi merupakan penjelasan antara current ratio dan quick ratio beserta perbedaannya. Dengan mengetahui perbedaan keduanya, Anda akan dapat mempertimbangkan likuiditas bisnis Anda saat ini dan di masa depan dengan lebih mudah.

Untuk menghitung rasio lancar dan rasio cepat dimembutuhkan waktu yang cukup banyak dan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan. Apabila Anda merasa kesulitan untuk menghitung current ratio dan quick ratio bisnis Anda, Anda dapat menggunakan software akuntansi dari Accurate Online. Aplikasi akuntansi ini dapat membantu Anda terkait proses akuntansi, mulai dari penjurnalan hingga membuat laporan keuangan secara cepat, mudah, dan tepat.

Bagikan Artikel Ini
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Artikel Terkait