Arus kas operasional adalah salah satu komponen penting dari laporan arus kas perusahaan, yang mencerminkan aliran kas masuk dan keluar dari kegiatan operasional utama perusahaan selama periode tertentu. Arus kas ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang dari aktivitas inti bisnisnya, yang mencakup penjualan barang dan jasa, pembayaran kepada pemasok, gaji karyawan, dan biaya operasional lainnya. Pada artikel ini akan dijelaskan komponen arus kas operasional beserta metode perhitungannya.
Komponen Arus Kas Operasional
Berikut penjelasan mengenai komponen yang terdapat dalam arus kas operasional:
1. Penerimaan Kas dari Pelanggan
Ini merupakan uang yang diterima dari pelanggan sebagai hasil penjualan barang atau jasa. Ini bisa berupa penerimaan tunai atau pembayaran dari piutang usaha. Misalnya yaitu penjualan produk atau jasa, dan penerimaan piutang.
2. Pembayaran kepada Pemasok dan Karyawan
Ini mencakup semua pembayaran yang dilakukan untuk membeli persediaan, bahan baku, dan jasa yang dibutuhkan dalam proses produksi serta pembayaran gaji dan tunjangan kepada karyawan. Misalnya yaitu pembelian bahan baku, pembayaran sewa, pembayaran gaji, dan pembayaran utilitas.
3. Pembayaran Bunga dan Pajak
Ini adalah pembayaran bunga atas pinjaman dan pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah. Misalnya yaitu pembayaran bunga atas pinjaman, pembayaran pajak penghasilan, dan pajak penjualan.
4. Penerimaan dan Pembayaran Operasional Lainnya
Ini mencakup berbagai penerimaan dan pembayaran lain yang terkait dengan proses operasional sehari-hari perusahaan. Misalnya yaitu penerimaan dividen dari investasi serta pembayaran asuransi perusahaan.
Metode Perhitungan Arus Kas Operasional
Terdapat dua metode untuk menghitung arus kas operasional, yaitu sebagai berikut:
1. Metode Langsung
Metode ini melibatkan penghitungan arus kas dengan langsung mencatat semua penerimaan dan pembayaran kas yang terjadi selama periode tersebut. Berikut ini langkah-langkahnya:
- Hitung total penerimaan kas dari pelanggan.
- Hitung total pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan.
- Hitung pembayaran bunga dan pajak.
- Hitung penerimaan dan pembayaran operasional lainnya.
- Kurangi total pembayaran kas dari total penerimaan kas untuk mendapatkan arus kas.
Berikut rumus untuk melakukan perhitungan menggunakan metode langsung:
Arus Kas Operasional = Total Penerimaan Kas − Total Pembayaran Kas
2. Metode Tidak Langsung
Metode ini dimulai dengan laba bersih dan melakukan penyesuaian untuk perubahan dalam pos-pos non-kas serta perubahan dalam aktiva dan kewajiban lancar. Berikut ini langkah-langkahnya:
- Mulai dengan laba bersih.
- Tambahkan kembali biaya non-kas seperti penyusutan dan amortisasi.
- Sesuaikan untuk perubahan dalam akun piutang, persediaan, dan hutang usaha.
- Sesuaikan untuk perubahan dalam kewajiban lancar lainnya.
Berikut rumus untuk melakukan perhitungan menggunakan metode tidak langsung:
Arus Kas Operasional = Laba Bersih + Penyusutan + Perubahan Aktiva Lancar + Perubahan Kewajiban Lancar
Manfaat Arus Kas Operasional
Berikut ini beberapa manfaat dari perhitungan arus kas operasional perusahaan:
- Memberikan gambaran tentang seberapa efisien perusahaan menghasilkan kas dari operasi bisnisnya.
- Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
- Membantu manajemen dalam merencanakan kebutuhan kas untuk operasi sehari-hari dan investasi di masa depan.
- Investor dan kreditur menggunakannya untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan dan kemampuan membayar dividen atau mengembalikan pinjaman.