Training Accurate

Rumus dan Cara Menghitung Rasio Gross Profit Margin

Rumus dan Cara Menghitung Rasio Gross Profit Margin
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Daftar Isi

Rasio Gross Profit Margin (GPM) adalah salah satu metrik keuangan penting yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan. GPM menunjukkan persentase keuntungan yang dihasilkan perusahaan dari penjualan produk atau jasanya sebelum dikurangi biaya operasional lainnya. Memahami cara menghitung dan menginterpretasikan GPM sangat penting bagi pemilik bisnis, investor, dan analis keuangan untuk menilai kesehatan keuangan dan kinerja perusahaan. Pada artikel ini akan dijelaskan mengenai fungsi GPM, rumus untuk menghitung GPM, serta faktor-faktor yang mempengaruhi.

Fungsi Rasio Gross Profit Margin

GPM memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan antara lain yaitu:

  • Mengukur Profitabilitas: GPM memberikan gambaran tentang seberapa menguntungkan perusahaan dari penjualan produk atau jasanya. Nilai GPM yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan keuntungan yang signifikan dari setiap rupiah penjualan, sedangkan nilai GPM yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan keuntungan yang kecil atau bahkan rugi.
  • Membandingkan Kinerja: GPM dapat digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan pesaing di industri yang sama. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk mengetahui apakah mereka lebih efisien dan menguntungkan dibandingkan dengan pesaingnya.
  • Menganalisis Tren: GPM dapat dianalisis dari waktu ke waktu untuk melihat tren profitabilitas perusahaan. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi potensi masalah dan mengambil langkah-langkah korektif.
  • Membuat Keputusan: Informasi dari GPM dapat digunakan untuk membuat keputusan bisnis yang tepat, seperti penetapan harga, strategi produksi, dan investasi.
Baca juga:  Universitas dan Program Studi Terkemuka Jurusan Akuntansi

Rumus dan Cara Menghitung Rasio Gross Profit Margin

Rumus dasar untuk menghitung GPM yaitu sebagai berikut:

GPM = (Laba Kotor / Penjualan) x 100%

atau

GPM = (Penjualan – HPP Penjualan) / Penjualan x 100%

  • Nilai GPM yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan keuntungan yang signifikan dari penjualan produk atau jasanya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dalam hal efisiensi produksi dan harga jual.
  • Nilai GPM yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan keuntungan yang kecil atau bahkan rugi dari penjualan produk atau jasanya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti biaya produksi yang tinggi, harga jual yang rendah, atau persaingan yang ketat.

Misalkan sebuah perusahaan A memiliki Penjualan sebesar Rp 100.000.000 dan HPP Penjualan sebesar Rp 60.000.000 selama periode tertentu. Maka perhitungan GPM perusahaan tersebut yaitu:

Baca juga:  4 Jenis Aktiva dalam Akuntansi beserta Contohnya

GPM = (Penjualan – HPP Penjualan) / Penjualan x 100%

GPM = (Rp 100.000.000 – Rp 60.000.000) / Rp 100.000.000 x 100% = 40%

Artinya, perusahaan A menghasilkan keuntungan kotor sebesar 40% dari setiap rupiah penjualan.

Faktor yang Mempengaruhi Rasio Gross Profit Margin

GPM suatu perusahaan dapat berubah tergantung pada beberapa faktor internal dan eksternal, antara lain yaitu:

  • Biaya Bahan Baku: Kenaikan biaya bahan baku secara langsung akan meningkatkan HPP, sehingga berdampak negatif terhadap GPM.
  • Biaya Tenaga Kerja: Kenaikan gaji atau upah pekerja akan meningkatkan HPP dan menurunkan GPM.
  • Efisiensi Produksi: Peningkatan efisiensi produksi akan menurunkan HPP per unit output, sehingga berdampak positif terhadap GPM.
  • Harga Jual: Kenaikan harga jual akan meningkatkan pendapatan dan berdampak positif terhadap GPM, meskipun HPP tidak berubah.
  • Persaingan: Persaingan yang ketat di industri dapat memaksa perusahaan untuk menurunkan harga jual produk atau jasa. Hal ini dapat menurunkan pendapatan dan berdampak negatif terhadap GPM, meskipun HPP mungkin tidak berubah.
  • Kondisi Ekonomi: Kondisi ekonomi secara keseluruhan dapat mempengaruhi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan permintaan konsumen. Misalnya, inflasi dapat menurunkan GPM.
Baca juga:  Analisis Vertikal dan Horizontal Pada Laporan Keuangan
Bagikan Artikel Ini
Facebook
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Artikel Terkait